Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,40% ke 6.879,98 selama pekan lalu, tetapi masih berada dalam fase konsolidasi.

Penguatan IHSG dalam minggu lalu karena didukung oleh rilis kinerja keuangan perusahaan yang cemerlang.

Beberapa sentimen terpenting pekan ini salah satunya akan datang dari Gedung Dewan Perwakilan Rakyat(DPR)/MajelisMajelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Sentimen lainnya adalah data neraca perdagangan Juli. Sentimen dari luar negeri akan datang dari data pertumbuhan ekonomi Jepang, data penjualan ritel dan pengangguran China, serta risalah pertemuan Federal Open Market Committee(FOMC) Juli lalu.

Berikut beberapa sentimen penting untuk pekan ini:

1.Pidato Nota Keuangan dan Pidato Kenegaraan

Pada Rabu (16/8/2023), DPR, MPR, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan menggelar event tahunan Sidang Bersama.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada pagi hari dan Pidato Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-undang (RUU) Tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada siang harinya.

Melalui Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi akan menyampaikan fokus pemerintahan ke depan mulai dari politik, hukum, keamanan, hingga ekonomi.

Pada siang hari, Presiden Jokowi akan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2024. Pidato ini menjadi perhatian besar baik dari pelaku pasar ataupun pengusaha karena akan menjadi arah bagi pembangunan Indonesia ke depan. Presiden akan membeberkan target makro ekonomi mulai dari pertumbuhan, inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak mentah dan gas, serta harga minyak mentah Indonesia/ICP

2. Neraca perdagangan

BadanPusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data neraca perdagangan Juli 2023 pada Selasa (15/8/2023). Surplus perdagangan diperkirakan akan mengecil pada Juli sejalan dengan pelemahan ekonomi di mitra dagang utama, seperti China dan Amerika Serikat (AS).

Sebagai catatan, surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 tercatat US$ 3.45 miliar.
Nilai ekspor Indonesia periode Juni 2023 mencapai US$20,61 miliar atau turun 5,08% dibanding ekspor Mei 2023. Kemudian jika dibanding dengan periode Juni 2022 nilai ekspor turun sebesar 21,18%.

Sejumlah data penting lainnya di pekan ini, yakni inflasi dan pertumbuhan ekonomi Jepang, data ekonomi penjualan ritel dan pengangguran China, risalah FOMC bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) Juli, klaim pengangguran AS

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Jumat kepan lalu, IHSG masih dikisaran area resistance penting 6.880 (Fibonacci 78,6%). Sejauh ini, IHSG kembali bertahan di atas support kunci, yakni garis MA 200 (6.833).

IHSG masih berada di pola rectangle yang menunjukkan fase konsolidasi dan menunggu katalis lanjutan.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 54,72.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal usai membentuk death cross pada 2 Agustus 2023.

Hari ini, IHSG berpeluang menguji support terdekat di 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan garis MA 200 (6.834) sebelum menentukan arah selanjutnya. Adapun, area resistance terdekat berupa level psikologis 6.900.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *