Sejumlah saham big cap, beberapa di antaranya bank kakap, menjadi pemberat (laggard) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (7/9/2023).
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,59% ke 6.954,81, lagi-lagi gagal ditutup di atas level psikologis 7.000.
Saham bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 2,89% ke Rp5.875/saham. BMRI berkontribusi terhadap penurunan IHSG dengan index points -16,92.
Saham bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga membebani pergerakan IHSG, usai turun 2,24% dan menyumbang indeks poin 13,67.
Saham bank besar lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) minus 0,78%.
Tidak hanya saham bank, saham induk otomotif PT Astra International Tbk (ASII) dan telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sama-sama melorot 1,92% dan 0,79%.
Saham telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga anjlok 8,06% usai adanya rumor merger kembali mencuat pada Selasa (5/9).
Sebelumnya, Axiatadan Sinar Mas, pemilik EXCL dan FREN dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk menggabungkan kedua operator seluler tersebut ke dalam satu perusahaan
Beritarencana merger antara XL dan Smartfrendilaporkan olehBloomberg,mengutip beberapa sumber yang mengetahui proses negosiasi.
Axiata, perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, menguasai 66 persen saham XL. Adapun Smartfren, adalah anak usaha Sinar Mas.
Dalam laporan keuangan terakhir, XL Axiatamenyatakan memiliki 58 jutapelanggan per 30 Juni 2023. Adapun, Smartfrenmelaporkan 36 juta pelanggan.
XL Axiata pun buka suara terkait kabar di atas. Group Head Corporate Communication Retno Wulan mengatakan bahwa informasi yang beredar masih spekulatif dan rumor, sehinggapihaknya tidak bisa memberi tanggapan lebih lanjut.
“Informasi ini menurut kami masih spekulatif dan rumor, sehingga kami tidak bisa memberikan tanggapan lebih lanjut,” kata Retno saat dihubungi CNBC Indonesia melalui pesan singkat, Selasa (5/9/2023).