Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada pekan lalu, seiring investor mengantisipasi sejumlah pengumuman penting, mulai dari suku bunga Bank Indonesia (BI) hingga pidato bos bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di simposium Jackson Hole.

IHSG naik 0,52% ke 6.895,44 dalam sepekan, usai naik pada 21-23 Agustus, sebelum terkoreksi selama dua hari terakhir.

Investor melakukan pembelian bersih (net buy) Rp483,40 miliar di pasar reguler selama sepekan, dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang membukukan aliran dana asing masuk terbesar Rp413,6 miliar.

Ada dua kabar yang diantisipasi investor pada minggu lalu.

Pertama, soal Bank Indonesia (BI) yang akhirnya memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%. Hal ini sesuai dengan konsensusCNBC Indonesiayang memproyeksikan BI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Kedua, acara Simposium Jackson Hole, di mana Powell akan berpidato di acara tahunan para bank sentral ternama tersebut pada Jumat waktu AS (25/8).

Pidato Jerome Powell dalam pertemuan tersebut mengindikasikan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga.Pernyataan tersebut merujuk pada kesiapan bank sentral yang potensi melanjutkan kebijakan ketat guna mengendalikan inflasi capai target 2%.

Namun, tidak seperti tahun lalu, Wall Street kompak ditutup menghijau pada Jumat. Dow Jones Index naik 0,73%, S&P 500 Index terangkat 0,67% dan Nasdaq melonjak 0,94%.

Pekan ini, terdapat beberapa kabar yang akan menjadi sentimen penggerak IHSG.

Data penting yang akan dirilis pekan ini, di antaranya data lowongan kerja AS bulan Juli, cadangan stok minyak AS per 25 Agustus, Inflasi tahunan Uni Eropa bulan Agustus, pengeluaran dan pendapatan bulanan warga AS bulan Juli, indeks manufaktur China bulan Agustus, Inflasi tahunan Indonesia bulan Agustus, dan tingkat pengangguran AS bulan Agustus.

Sentimen penggerak utama akan datang dari rilis data tingkat inflasi tahunan Indonesia bulan Agustuspada Jumat (1/9). Indeks harga konsumen bulan Agustus diperkirakan konsensusTrading Economicsmeningkat secara tahunan menjadi 3,37% dari bulan Juli di 3,08%.

Inflasi Indonesia yang memuncak pada September 2022 yang hampir menyentuh 6% menunjukkan adanya tren penurunan hingga bulan Juli 2023. Penurunan beruntun juga sudah terlihat sejak Februari 2023.

Inflasi yang terkendali akan menjadi sentimen Bank Sentral Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga, terutama jika Bank Sentral AS(Federal Reserve/The Fed)juga tidak menaikkan suku bunganya.

Suku bunga tinggi yang ditetapkan BI berhasil mengendalikan laju kenaikan harga. Sebagai informasi, BI telah menetapkan kebijakan suku bunga tinggi sejak awal tahun berada di 5,75%.

Dampak kebijakan tersebut sontak tercermin dari inflasi Indonesia yang juga turun. Walau begitu, Indonesia mampu bertahan dari goncangan perlambatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal-II 2023 berada di 5,17%.

Indonesia telah konsisten dalam tujuh kuartal terakhir mempertahankan pertumbuhan ekonominya di atas 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia mampuresilientdi tengah perlambatan global dan kebijakan pengetatan keuangan Indonesia.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Jumat pekan lalu, IHSG membentuk candle hammer, yang berpotensi menjadi tanda pembalikan arah.

IHSG masih di atas area penting, yakni level 6.880 (Fibonacci 78,6%). IHSG sejauh ini masih sideways sejak awal Agustus lalu.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 53,89.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal dengan kecenderungan sedikit melebar.

Hari ini, IHSG berpotensi menguji support terdekat yang berupa garis MA 20 (6.890) sebelum menentukan arah berikutnya. Level resistance terdekat untuk IHSG berada di level psikologis 6.900 dan level 6.940.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *