Harga Perak turun pada perdagangan sesi AS hari Selasa di bawah $41 per ons, sedikit menjauh dari level tertinggi sejak 2011. Sentimen Pasar logam mulia sedikit tertekan setelah rilis data revisi tahunan Nonfarm Payrolls (NFP) AS menunjukkan pelemahan signifikan di Pasar tenaga kerja. Revisi terbaru mencatat bahwa ekonomi AS menambah hampir 1 juta lapangan kerja lebih sedikit antara April 2024 hingga Maret 2025 dibandingkan laporan awal. Data ini semakin memperkuat pandangan bahwa kondisi Pasar tenaga kerja AS jauh lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pun semakin menguat. Pasar kini memperkirakan peluang tinggi bahwa Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September, dengan opsi pemangkasan lebih dalam tetap terbuka. suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan logam mulia seperti Emas dan Perak, karena menekan imbal hasil Obligasi serta melemahkan Dolar AS. Hal ini membuat investor cenderung beralih ke aset non-yield seperti Perak sebagai alternatif lindung nilai.
Di sisi fundamental, permintaan industri tetap menjadi faktor kunci yang menopang harga Perak. Peningkatan penggunaan di sektor energi bersih, terutama panel surya dan kendaraan listrik, mendorong kebutuhan fisik Perak di tengah pasokan yang masih terbatas. Dengan kombinasi faktor moneter dan fundamental ini, analis menilai prospek jangka menengah Perak masih positif, meskipun volatilitas jangka pendek bisa meningkat mengikuti rilis data inflasi AS minggu ini. (Arl)
Sumber : Newsmaker.id