
Tiga indeks utama Wall Street dibuka ambrol pada perdagangan Senin (25/9/2023) waktu New York. Perlemahan saham masih saja tertekan karena The Fed yang membuat investor kecewa karena suku bunga diisyaratkan bakal tetap hawkish.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka ambrol 0,2% ke posisi 33.894,66. Sementara S&P 500 dibuka jatuh 0,24% ke posisi 4.309,51 dan Nasdaq mengawali perdagangan dengan koreksi 0,32% ke posisi 13.169,68.
Saham-saham tampak mengalami kesulitan bulan ini karena The Fed mengisyaratkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga menyebabkan kenaikan imbal hasil obligasi.
Wajar pelaku pasar masih terkesan ‘ketar-ketir’, sebab inflasi AS kembali nanjak. Dengan ini, The Fed diperkirakan masih akan ‘gila’. Saat ini, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% sesuai ekspektasi pasar.
Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan telah melonjak lebih dari 30 basis poin bulan ini menjadi 4,43%. Pasar juga menghadapi kenaikan harga minyak mentah dan kenaikan dolar secara beruntun selama bulan perdagangan yang lemah secara musiman.
S&P 500 telah jatuh 4,2% pada September, merupakan laju penurunan bulan kedua berturut-turut dan bulan terburuk sejak Desember. Nasdaq Composite yang padat teknologi turun 5,9% pada bulan September karena saham-saham yang sedang berkembang menanggung beban aksi jual terbesar, juga menuju kerugian bulanan terbesar sejak Desember. Saham-saham blue-chip Dow turun 2,2%. bulan ini.
“Sekali lagi, pergerakan suku bunga terbukti terlalu cepat untuk ditangani oleh pasar ekuitas,” kata Adam Turnquist, kepala strategi teknis di LPL Financial yang dikutip dari CNBC International.
Investor juga memantau dengan cermat kemajuan resolusi anggaran di Washington. Para anggota parlemen pada akhir pekan menyatakan sedikit tanda-tanda pergerakan mengenai kesepakatan yang akan menjaga pendanaan pemerintah AS untuk sisa tahun fiskal ini.