Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (25/9/2023) awal pekan ini, setelah bergerak volatil sepanjang perdagangan hari ini.
IHSG ditutup melemah 0,26% ke posisi 6.998,381. IHSG pun terkoreksi hingga menyentuh level psikologis 6.900, setelah bertahan di level psikologis 7.000.
Secara sektoral, sektor teknologi dan industri menjadi pemberat IHSG pada hari ini. Sektor teknologi memberatkan indeks hingga 1,61%, sedangkan sektor industri memberatkan sebesar 0,82%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Telkom Indonesia (Persero) | TLKM | -11,21 | 3.770 | -2,33% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | -5,48 | 5.300 | -0,93% |
Bank Central Asia | BBCA | -5,09 | 9.000 | -0,83% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | -3,88 | 3.110 | -4,01% |
Sumber: Refinitiv
Saham telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 11,21 indeks poin.
Tak hanya itu, dua saham bank raksasa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga memberatkan indeks masing-masing 5,48 indeks poin dan 5,09 indeks poin.
IHSG berakhir di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, setelah bergerak volatil sepanjang hari ini. Investor cenderung masih wait and see di tengah upaya bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang masih berjuang dalam menekan inflasinya.
Sebagai informasi, Amerika Serikat (AS) mencatatkan inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% YoY.
Alhasil, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.
Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan lalu juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024 dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.
Berdasarkan perangkat FedWatch, survei menunjukkan 20,3% The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bp) pada FOMC November. Sementara pada FOMC Desember, persentasenya mengalami peningkatan menjadi 35,5% untuk The Fed mengalami peningkatan menjadi 5,50-5,75%.
Di lain sisi, IHSG berakhir merana menjelang diresmikannya bursa karbon pada Selasa besok. Sebelumnya, bursa karbon akan diluncurkan secara resmi pada tanggal 26 September 2023. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun telah resmi ditunjuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi penyelenggara bursa karbon.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, saat ini BEI sedang melakukan proses finalisasi aturan bursa karbon tersebut. Sesuai Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 tahun 2023, maka bursa karbon akan memperdagangkan unit karbon yang tercatat di SRN PPI.
“Saat ini BEI sedang finalisasi Peraturan Bursa Karbon,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Rabu (20/9).
Jeffrey mengungkapkan, pada tahap awal ini yang ditargetkan adalah membangun infrastruktur dan ekosistem bursa karbon yang baik.
Melalui Bursa Karbon tersebut, Indonesia mampu mengambil peran lebih besar dalam upaya pengendalian dampak perubahan iklim secara global.
Platform perdagangan karbon yang sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2022 ini akan memainkan peran penting mengingat Indonesia merupakan negara yang hampir 70% pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berbasis pada sektor alam.