Saham PT Medco Energi International Tbk. (MEDC) telah melesat lebih dari 60% dalam tiga bulan terakhir. Per pukul 11.40 WIB saham MEDC parkir di harga Rp 1.520, naik 12,18% dibandingkan dengan harga pembukaan hari ini, Selasa (12/9/2023).
Terkait lonjakan harga tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menanyakan kepada manajemen MEDC. Bursa menilai fluktuasi saham bergerak di luar kewajaran.
Corporate Secretary MEDC, Siendy K. Wisandana mengatakan, setelah IPO AMMN, harga saham AMMN mengalami peningkatan tajam, dimana Perseroan memiliki kepemilikan saham sebesar 20,92%.
Pada saat yang nyaris bersamaan saham MEDC diketahui juga mulai mengalami reli reli kenaikan, meski angkanya lebih moderat.
Lantas siapa di balik MEDC yang sahamnya bergerak naik meski telah dicecar bursa?
Per 31 Agustus 2023, PT Medco Daya Abadi Lestari (Medco Daya) menguasai 51,5% lebih kepemilikan saham MEDC. Kemudian Diamond Bridge Pte Ltd menggenggam 21,46%.
Sisanya Roberto Lorato 0,56%, Ronald Gunawan 0,24%, Anthony R. Mathias 0,18%, Amri Siahaan 0,17%, Hilmi Panigoro 0,11%, Yani Y. Panigoro 0,03%, Yaser Raimi A. Panigoro 0,01%, masyarakat – nonwarkat – scripless 24,98%, saham treasury 0,43%, dan masyarakat – warkat – scrip 0,33%.
Mengutip situs resminya, Medco Daya menyebut pihaknya telah mengonsolidasi kepemilikan di Medco Energi yang efektif per tanggal 28 Maret 2018.
“Telah mengonsolidasikan kepemilikan saham keluarga Panigoro di Medco Energi atas nama Medco Daya dan menjadikannya pemegang saham dengan kepemilikan sebesar 50% lebih di Medco Energi,” tulis manajemen di situs tersebut, Selasa (12/9).
Konsolidasi dilakukan melalui penyaluran 7.523,96 juta saham Medco Energi secara kolektif dari Encore Energy Pte. Ltd. dan Clio Capital Ventures. Ltd, kepada Medco Daya.
Saham telah ditransaksikan silang di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penyelesaian di pasar negosiasi dengan harga rata-rata Rp 1.357 per saham dan perpindahan kepemilikan saham saat ini tidak mengakibatkan perubahan kendali atas Medco Energi.
“Medco Daya dimiliki sepenuhnya oleh anggota Keluarga Panigoro yang dipimpin oleh Bapak Arifin Panigoro,” ungkapnya.
Arifin Panigoro Tutup Usia
Adapun Arifin Panigoro merupakan pemilik perusahaan minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk, yang meninggal dunia di usia 76 tahun, Senin (28/2/2022).
Arifin lahir di Bandung pada 14 Maret 1945, hanya selang beberapa bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kelak, ia menjadi mahasiswa di Intitut Teknologi Bandung (ITB).
Dahulu Pipin, begitu ia akrab disapa, adalah seorang kontraktor instalasi listrik door-to-door. Hal ini dia lakukan guna menopang hidup keluarga dengan 10 orang anak.
Ilmu instalasi listrik ia dapatkan sewaktu menjadi mahasiswa di Juruasan Elektro, institut bonafit di kota kembang itu. Kemudian, Pipin melanjutkan pendidikan sebagai Senior Excecutive Programme di Institute of Business Administration, Fontainebleau, Perancis pada tahun 1979.
Perjalanan bisnis minyak dan gas Pipin sebenarnya dimulai pada 9 Juni 1980. Pipin bersama teman-temannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) mendirikan perusahaan jasa pengeboran di darat dan lepas pantai, PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company yang sekarang adalah PT Medco Energi Internasional Tbk.
Ide membangun perusahaan datang saat oil boom pada 1970-1980 yang menjadikan ‘si emas hitam’ menjadi komoditas ekspor utama. Keberhasilan Arifin membangun Medco Energi pada 1980 silam diikuti langkahnya mengakuisisi berbagai blok migas internasional di Indonesia.
Pada 1994 silam, Arifin membawa perusahaan yang didirikan melantai di Bursa. Saat ini Medco pun memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 15,08 triliun.
Medco Energi juga berhasil mengakuisisi perusahaan tambang Newmont dan blok migas di Natuna dari ConocoPhillips pada 2016 silam. Medco memiliki hak partisipasi pada 15 aset migas di Indonesia, 11 di antaranya telah berproduksi.
Selain itu, Medco juga memiliki hak partisipasi pada 12 aset Minyak & Gas di delapan negara lain. Aset produksi utama yang berada di Vietnam, Thailand, Malaysia, Yaman, Libya, Oman, Tanzania dan Meksiko
Kini Medco adalah perusahaan merupakan salah satu perusahaan energi dan sumber daya alam terkemuka di Asia Tenggara. Mengutip dari laporan tahunan 2020, Medco memiliki cadangan terbukti dan terduga minyak dan gas sebesar 310 juta barel setara minyak (MMBOE).
Sedangkan cadangan kontijensi sebesar 1.125 MMBOE. Produksi minyak dan gas mencapai 100 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).
Tak hanya dari eksplorasi migas, Medco juga memiliki bisnis pertambangan emas dan tembaga. Pada tahun 2020, produksi tembaga mencapai 294 juta pound (mlbs) dan produksi emas mencapai 132 ribu ons (Koz).
Dari sektor ketenagalistrikan, Medco mampu menghasilkan 2.639 Giga Watt Hour (Gwh) sebagai penjualan pembangkit listrik swasta.
Medco adalah perusahaan migas yang terus bertumbuh. Per September 2021, Medco telah memiliki aset sebesar US$ 5,28 miliar, setara dengan Rp 75,5 triliun. Sebelum pandemi pada 2020, pendapatan Medco mampu bertumbuh 23% tiap tahun. Bahkan laba operasinya mampu tumbuh 41% per tahun.
Lewat usahanya yang gigih di eksplorasi minyak, banyak orang menjuluki Arifin sebagai ‘Raja Minyak dari Gorontalo’. Dia bahkan sempat masuk jejeran 50 orang terkaya di Indonesia.
Berdasarkan data Majalah Forbes, yang dirilis Desember 2019, Arifin Panigoro berada pada peringkat 45 orang terkaya di Indonesia dengan total nilai kekayaan US$ 670 juta atau sekitar Rp 9,35 triliun (asumsi kurs Rp 13.956/US$).
Sebagai indormasi, Medco Energi adalah perusahaan publik energi dan sumber daya alam terpadu di Indonesia serta memiliki kepemilikan signifikan di industri pertambangan dan kelistrikan disamping bisnis inti kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia dan kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Serikat.