
Bursa Asia-Pasifik dibuka kompak menguat pada perdagangan Kamis (24/8/2023), jelang pengumuman suku bunga acuan bank sentral Korea dan Bank Indonesia (BI) pada hari ini, di mana keduanya diprediksi akan menahan suku bunga acuannya.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,26%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,94%, Shanghai Composite China bertambah 0,35%, Straits Times Singapura menanjak 0,41%, ASX 200 Australia tumbuh 0,31%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,67%.
Di Korea Selatan, data inflasi ditingkat produsen (producer price index/PPI) periode Juli 2023 terpantau membaik.
PPI Korea Selatan pada bulan lalu secara tahunan (year-on-year/yoy) sedikit membaik menjadi minus 0,2%, dari sebelumnya pada Juni lalu yang minus 0,3%.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), PPI Negeri Ginseng pada bulan lalu juga mulai naik kembali menjadi 0,3%, dari sebelumnya pada Juni lalu yang minus 0,2%.
PPI melacak variasi harga barang yang dikirim oleh produsen industri di pasar domestik Korea Selatan dan merupakan ukuran inflasi dari sudut pandang produsen.
Selain rilis data PPI, pada hari ini, bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) juga telah mengumumkan hasil pertemuannya terkait kebijakan suku bunga acuan. BoK memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 3,5%.
Ini menjadi kelima kalinya BoK menahan suku bunga acuannya. Hal ini juga karena nflasi terus menurun dan utang rumah tangga tetap tinggi.
Melansir dari Reuters, pasar keuangan Korea Selatan juga mengisyaratkan berakhirnya siklus pengetatan kenaikan suku bunga sebesar 300 basis poin (bp) selama 17 bulan karena inflasi turun menjadi 2,3% pada bulan Juli, tingkat terendah dalam lebih dari dua tahun dan mendekati target BoK sebesar 2,0%.
Selain BoK, di Indonesia, BI juga akan mengumumkan hasil pertemuannya pada hari ini. BI diprediksi juga akan kembali menahan suku bunga acuannya di level 5,75%.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang kompak menguat di awal perdagangan hari ini menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang juga ditutup bergairah pada perdagangan kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,54%, S&P 500 melesat 1,11%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,59%.
Penguatan tiga bursa ini adalah yang pertama pada pekan ini karena pada Senin dan Selasa ketiga bursa mengakhiri perdagangan dengan beragam.
Saat ini, investor menanti rilis kinerja keuangan raksasa produsen chip Nvidia.
Nvidia dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan kuartal kedua 2023 setelah bel penutupan pasar. Analis yang disurvei oleh Refinitiv memperkirakan perusahaan akan melaporkan lonjakan laba dan pendapatan yang tajam secara tahunan (yoy) untuk kuartal II-2023.
Nvidia adalah saham S&P 500 dengan kinerja terbaik pada 2023, naik lebih dari 200%, karena investor mendukung prospek perusahaan terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Selain laporan keuangan yang dijadwalkan pada Rabu, investor juga akan mengamati data ekonomi mengenai penjualan dan pembelian rumah baru AS.
Tak hanya itu saja, pelaku pasar juga akan bersiap untuk memulai simposium ekonomi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) selama dua hari di Jackson Hole, Wyoming, mulai hari ini. Ketua The Fed, Jerome Powell diperkirakan akan menyampaikan pidatonya pada Jumat waktu AS.
Namun, Pelaku pasar keuangan global kini memperkirakan ada potensi The Fed kembali mengerek suku bunga pada pertemuan September mendatang.
Potensi kenaikan tersebut tercermin dalam risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar pekan lalu serta merangkaknya inflasi AS.
Dalam risalah tersebut The Fed menegaskan kembali pentingnya memerangi inflasi. Pernyataan ini secara implisit menegaskan jika The Fed tak ragu menaikkan suku bunga demi menjaga inflasi.
Inflasi AS merangkak ke 3,2 % (yoy) pada Juli tahun ini, dari 3,0% (yoy) pada Juni.