Sejumlah saham big cap tersungkur di zona merah seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam mengakhiri reli kenaikan 5 hari beruntun pada Kamis (27/7/2023).

Saham emiten produsen rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) merosot 4,66% ke posisi Rp920/saham.

Saham HMSP terkena tekanan jual usai gagal menembus area resistance berupa garis moving average 200 hari (MA 200) pada Senin dan Selasa lalu. Pada Jumat pekan lalu (21/7), saham HMSP naik 5,98%, rebound dari level support 895. Kini, saham HMSP berpotensi menguji support itu kembali.

Kemudian, saham emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga ambles 4,12% ke posisi Rp3.720/saham. Usai menyentuh Rp4.500 pada 26 April lalu, saham TLKM mengalami downtrend. Kini, saham tersebut berpeluang menguji demand area terdekat di level 3.700.

Di bawah HMSP dan TLKM, saham emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga terkoreksi 3,27% ke Rp3.840/saham.

Ini membuat saham UNVR melemah secara 3 hari beruntun. Area support terdekat untuk UNVR berada di level psikologis 3.800.

Kabar teranyar, Unilever mencatat laba bersih Rp 2,8 triliun pada semester I – 2023 atau anjlok 19,5% dibanding periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp 3,42 triliun.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengungkapkan, penurunan laba tersebut karena penjualan perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini turun 5,4% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 20,3 triliun.

“Kami memahami bahwa inflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen, hal ini diperkirakan akan bertahan selama beberapa kuartal ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (24/7).

Di samping nama-nama di atas, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), hingga PT Astra International Tbk (ASII), masing-masing melemah 1,77%, 1,34%, 1,31%, dan 1,14%.

IHSG sendiri ditutup melemah 0,74% ke posisi 6.896,663. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.800 pada akhir perdagangan hari ini, setelah sempat bertahan di zona psikologis 6.900.

Setidaknya ada lima sektor yang memberatkan IHSG pada hari ini, di mana sektor teknologi menjadi pemberat terbesar yakni mencapai 2,31%. Selain sektor teknologi, ada sektor kesehatan (-1,2%), sektor infrastruktur (-1,11%), energi (-1,06%), dan industri (-0,8%).

Koreksi IHSG terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mengumumkan hasil rapat dua harinya dini hari tadi waktu Indonesia.

The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 5,25-5,5%, setelah pada pertemuan sebelumnya yakni edisi Juni 2023 menahan suku bunga acuannya.

Dengan kenaikan tersebut, suku bunga The Fed (Federal Fund Rate/FFR) sudah naik sebanyak 11 kali dengan total kenaikan sebesar 525 bp sejak Maret 2022. Suku bunga di level 5,25-5,5% saat ini adalah yang tertinggi sejak 2001 atau 22 tahun terakhir.

Kenaikan suku bunga sebesar 25 bp memang sudah sesuai ekspektasi pasar. Tetapi, yang membuat pasar kecewa adalah The Fed masih membuka kemungkinan kenaikan ke depan tergantung pada perkembangan data ekonomi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *